Jakarta - Staf Khusus Presiden Bidang Sosial dan Bencana Andi Arief mengimbau masyarakat agar tidak panik menghadapi wabah ulat bulu. Karena ulat bulu tidak mematikan kecuali bagi mereka yang alergi.
"Ulat bulu Lymantriidae tidak mematikan kecuali terhadap orang yang mempunyai alergi, oleh karena itu tidak perlu dihadapi dengan panik oleh masyarakat," tutur Andi dalam siaran pers kepada detikcom, Kamis (14/4/2011).
Andi mengimbau masyarakat agar menjaga kebersihan. Selain itu, masyarakat juga diimbau agar memperhatikan pentingnya menjaga keseimbangan alam agar populasi hewan seperti ulat bulu tidak mewabah karena pemangsanya yang berkurang.
Untuk menekan penyebaran ulat bulu, Andi meminta masyarkat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan sanitasi lingkungan (pupasi terjadi ditempat-tempat yang banyak serasah, sampah, tumpukan kayu dll.).
2. Memberantas ulat, larva, kepompong secara mekanik dengan cara menguburnya.
3. Mengumpulkan larva ke dalam tabung pendama untuk mendapatkan parasitnya kemudian melepaskan kembali ke alam.
4. Menggunakan perangkap lampu (mercuri atau uv) untuk menangkap ngengatnya dan selanjutnya dibunuh.
5. Menggunakan larva dan pupa yang mati akibat entomopatogen untuk dibuat larutan dan disemprotkan untuk pengendalian atau mengitroduksi entomopatogen hasil biakan dari laboratorium.
LIFE 4 PRAY
Selamat Datang!
Rabu, 13 April 2011
Selasa, 12 April 2011
Merapi Aktif lagi
Boyolali - Aktivitas gunung Merapi di perbatasan Jateng - DIY kembali menunjukkan peningkatan. Pantauan petugas di lapangan, dimungkinkan peningkatan aktivitas tersebut seiring adanya indikasi bakal munculnya kubah baru di gunung teraktif di dunia tersebut.
Petugas pos pengamatan Gunung Merapi di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Purwono, memaparkan sepanjang Jumat (8/4) kemarin terjadi peningkatan aktivitas Merapi terutama gempa multiphase (MP) tercatat terjadi 122 kali. Sedangkan guguran terjadi 5 kali dan gempa vulkanik B sebanyak 5 kali.
"Dari data kegempaan terutama pada gempa MP itu, memang menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas. Sedangkan kondisi Gunung Merapi hingga saat ini memang dalam status waspada," papar Purwono saat ditemui di pos pengamatan gunung Merapi di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Sabtu (9/4/2011).
Dia membandingkan dengan aktivitas yang terjadi sehari sebelumnya, yaitu Kamis (7/4) tercatat gempa MP hanya tercatat sebanyak 9 kali, guguran 10 kali dan gempa vulkanik A dan B masing-masing sebanyak satu kali.
Sedangkan pada Sabtu (9/4/2011) ini, dari pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, gempa MP tercatat terjadi sebanyak 22 kali, guguran sebanyak 4 kali, tidak ada gempa vulkanik A dan gempa vulkanik B sebanyak 8 kali.
"Peningkatan aktivitas ini diindikasikan akan tumbuh kubah baru di puncak Merapi. Kami belum bisa memperkirakan arah kubah baru tersebut, karena hingga saat ini belum terlihat. Aktivitasnya masih di dalam perut bumi, belum sampai ke permukaan," lanjutnya.
Lebih lanjut Purwono menjelaskan, energi dari perut bumi akan mendorong magma ke permukaan dan akhirnya membentuk kubah. Namun bisa saja gerakan magma dari dalam menuju permukaan puncak itu berhenti jika energi yang mendorongnya melemah dan akan kembali naik jika dorongannya meninggi.
"Aktvitas Merapi sendiri saat ini sebenarnya masih cukup tinggi. Di dekat puncak masih terdengar suara desingan gas. Sedangkan akibat erupsi lalu kondisi puncak Merapi saat ini juga membentuk seperti tapal kuda dan mengarah ke selatan," demikian Purwono.
Petugas pos pengamatan Gunung Merapi di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Purwono, memaparkan sepanjang Jumat (8/4) kemarin terjadi peningkatan aktivitas Merapi terutama gempa multiphase (MP) tercatat terjadi 122 kali. Sedangkan guguran terjadi 5 kali dan gempa vulkanik B sebanyak 5 kali.
"Dari data kegempaan terutama pada gempa MP itu, memang menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas. Sedangkan kondisi Gunung Merapi hingga saat ini memang dalam status waspada," papar Purwono saat ditemui di pos pengamatan gunung Merapi di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Sabtu (9/4/2011).
Dia membandingkan dengan aktivitas yang terjadi sehari sebelumnya, yaitu Kamis (7/4) tercatat gempa MP hanya tercatat sebanyak 9 kali, guguran 10 kali dan gempa vulkanik A dan B masing-masing sebanyak satu kali.
Sedangkan pada Sabtu (9/4/2011) ini, dari pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, gempa MP tercatat terjadi sebanyak 22 kali, guguran sebanyak 4 kali, tidak ada gempa vulkanik A dan gempa vulkanik B sebanyak 8 kali.
"Peningkatan aktivitas ini diindikasikan akan tumbuh kubah baru di puncak Merapi. Kami belum bisa memperkirakan arah kubah baru tersebut, karena hingga saat ini belum terlihat. Aktivitasnya masih di dalam perut bumi, belum sampai ke permukaan," lanjutnya.
Lebih lanjut Purwono menjelaskan, energi dari perut bumi akan mendorong magma ke permukaan dan akhirnya membentuk kubah. Namun bisa saja gerakan magma dari dalam menuju permukaan puncak itu berhenti jika energi yang mendorongnya melemah dan akan kembali naik jika dorongannya meninggi.
"Aktvitas Merapi sendiri saat ini sebenarnya masih cukup tinggi. Di dekat puncak masih terdengar suara desingan gas. Sedangkan akibat erupsi lalu kondisi puncak Merapi saat ini juga membentuk seperti tapal kuda dan mengarah ke selatan," demikian Purwono.
Senin, 11 April 2011
Langganan:
Postingan (Atom)